Friday, September 7, 2007

Dan Budaya yang Menghukum Perempuan Dari Penampilannya


Ada yang mengelitik di sebuah buku yang baru saja saya baca. Bahwa kelak, perempuan akan terangsang jika melihat tubuh perempuan lainnya ataupun tubuh dirinya sendiri. Sebenarnya penyebab hal tersebut bisa dikata sepele bagi sebagian orang. Banyaknya ekspos media, individu dan oknum lain terhadap tubuh perempuan yang sangat berlebihan. Jadi anda kaum lelaki, jikalau nanti bersetubuh dengan istri anda kelak, mungkin anda harus membawa poster besar aktris porno kegemaran anda. Tubuh anda mungkin tak lagi mempan membuat para perempuan menoleh. Takutnya, ini berimbas pada semakin banyaknya lesbian. Atau banyaknya lelaki yang beralih menjadi gay karena bosan melihat tubuh perempuan. Terserah sih, menjadi lesbian, gay atau tidak keduanya. Toh itu sebuah pilihan.

Sebagian besar perempuan kini jarang mengalami orgasme saat berhubungan badan dengan lelaki. Mereka lebih puas saat mereka masturbasi dengan mengesekkan tangannya ke klitorisnya. Apakah ini semacam narsime model baru? Ah banyak opini mengenainya. Yang pasti, dari banyak sumber yang saya baca, perempuan terangsang dengan sentuhan. Berbeda dengan lelaki yang mungkin adalah seorang makhluk visual.

Iya sih, kadang jenuh sendiri, kenapa harus foto-foto perempuan telanjang terus yang sering menjadi obyek. Itu kan hanya memuaskan lelaki. Saya tanya sekarang, apakah lingkup dunia ini hanya untuk memanjakan lelaki? bolehlah saya memprotes dengan cara saya ini. kalau perempuan lain menuntut persamaan, kini saya minta persamaan dalam masalah pertelanjangan ini. Mari para pengiklan, anda ciptakan iklan oli mobil dengan lelaki yang hanya memakai cawat saja, bukan perempuan dengan belahan dada yang membuat jakun lelaki naik turun. Kan lebih dekat hubungannya dibanding dengan bintang iklan cewek. Atau, mari membuat baliho besar dengan Christian Sugiono sedang memakai celana boxer makan mi instant.

Karena tubuh perempuan indah? Ah, alasan apa pula itu. Sangat tidak masuk akal. Tubuh lelaki indah juga kok. Semua itu kan dari sudut pandang mana kita melihat. Dalam sebuah acara Oprah, pernah disebutkan anak-anak perempuan yang merasa jelek karena ibu-ibu mereka merasa dirinya jelek dan mengutuki keadaan mereka. Media dan para pengiklan makin gencar mengkampanyekan sebuah tubuh yang ideal menurut penggambaran mereka. Yang ujung tujuannya adalah, tentunya : kapitalisme.

Inilah budaya yang menghukum perempuan dari penampilannya. Teori darwin berlaku dalam hal ini. Anda jelek dan tidak menarik, silahkan mengasingkan diri kedalam dunia manusia aneh. Bahkan banyak perempuan yang dipecat karena masalah penampilan. Kelebihan dua kilogram pun bisa menjadi alasan seorang atasan untuk memecat bawahan perempuan.

Jadi? Silahkan anda berkesimpulan sendiri.

Keep Thinking.

No comments: