Tuesday, May 29, 2007

Kenang-kemenang Benoa

Bantul, 27 Mei 07

Hari ini aku ikut mengenang satu tahun gempa di salah satu pedukuhan di kecamatan Sewon, Bantul. Semalaman begadang maen poker membuat tubuhku di subuh hari itu terasa sedikit lemas. Untunglah perut sudah kenyang terisi sate lontong. Melihat penduduk sudah menuju Masjid untuk shalat subuh dan berdoa bersama, aku segera bersigegas mengambil air wudhu. Segar, tapi kantuk masih mengelanyut. Tiba di masjid, aku mengambil posisi paling belakang. Kata Muhammad, shaf terakhir bagi wanita lebih utama, kuiyakan saja. Yenni, salah satu anak-anak di pedukuhan itu, datang bersama mamaknya. Kulambaikan tangan agar ia menemaniku. Matanya masih sembab. Ah, enaknya, aku tidak merasakan enaknya tidur malam ini sepertinya. Mbak, yang lain mana? Ujarnya, menanyakan kawan-kawanku yang sebagian masih tidur.

Seusai shalat, kami berdoa bersama. Tidak terasa air mataku jatuh, mengenang setahun yang lalu. Maaf Tuhan, aku cengeng. 27 Mei 06. Takkan aku lupa hari itu. Saat aku harus terbangun karena goncangan di tempat tidurku yang tidak bisa ditolerir. Ku kira merapi sedang muntah lahar, ternyata ada gempa bumi. Saat aku sendirian kendarai motorku menuju kaliurang karena isu tsunami, aku tahu, kukira saat itulah tuhan akan jemput aku. Dan aku ingat tangisku setahun kemarin. Seperti makan buah simalakama, naik ke atas bertemu api merapi kebawah bertemu air tsunami, yang sialnya, tsunami hanya isu orang kurang kerjaan. Tapi tak apa, tuhan sedang tegur aku. Kulihat orang-orang disekitarku, mereka yang rumahnya hancur saja tidak menangis. Tapi aku tahu, trauma mereka lebih dalam daripada yang kurasa.

Pukul setengah enam acara dilanjutkan dengan detik-detik gempa pukul 05.57. Setelah itu, bersama karang taruna, aku dan teman-temanku ikut membagikan bunga dan stiker kepada para pengendara kendaraan bermotor di jalan Parangtritis di dukuh itu. Aku dan Salsa, ada di barisan depan. Ku bantu tangan kecil Salsa memberikan bunga pada para pengendara. Sesekali raut mukanya nampak kecewa karena beberapa pengendara tidak mau berhenti. Ah, Salsa kecil yang selalu tersenyum, besok mungkinkah kita bertemu lagi?

Insiden kecil sempat terjadi. Ada salah satu motor yang menabrak motor didepannya. Agak kusesalkan juga sih. Karena ini aksi damai, tapi harus ada kejadian seperti itu.

Setelah itu berakhir, aku bersama teman-temanku kemudian pergi ke Pantai Depok. Foto-foto naik kapal. Ah, ABR-ku .. kalian kok kurang ajar sama saya... (NB: ABR means Anak Buah Ranny....!!!)

No comments: